Robot Menjadi Guru Di Korea Selatan | K-Netizens

0


Semakin lama perkembangan teknologi memang terlihat begitu pesat hingga sulit sekali diikuti sehingga banyak hal yang selama ini terasa hanya akan tercapai dalam beberapa tahun ke depan menjadi mungkin terjadi saat ini. Dan beberapa di antaranya tampil begitu mengagumkan. Robot yang bisa bergerak, menari, menyanyi, dan berekspresi yang lahir di tangan para jenius di Jepang saja sudah cukup memperlihatkan apa yang berhasil dicapai manusia di abad ini. Namun apa yang dihadirkan oleh Korea Selatan jauh lebih mengagetkan.
Sebuah kota di Korea Selatan, Daegu, memutuskan untuk menjadikan robot sebagai guru di sekolah. Sementara ini baru ada 29 robot yang mengajar di 19 sekolah dasar di sana, namun Daegu sendiri memiliki misi untuk menghadirkan  jumlah robot yang akan memenuhi 8.400 taman kanak-kanak di tahun 2013 nanti. Dengan nama Engkey, robot berbentuk bundar dengan tinggi 3,2 kaki ini memang didesain untuk mengajarkan anak-anak di Daegu bahasa Inggris melalui berbagai pertanyaan dan musik. Semua ini tentu saja untuk menghadirkan suasana ketertarikan yang lebih mendalam dari anak-anak itu sendiri, membuat mereka lebih mudah mempelajari bahasa asing ini.



Yang membuatnya menarik adalah, Engkey bukanlah sepenuhnya sebuah robot otomatis yang dapat berpikir sendiri dan mengajar layaknya seorang guru manusia dengan kompleksitas pemikirannya. Engkey sebenarnya hanyalah sebuah telepresence bot, yang dikendalikan oleh para guru bahasa Inggris di Filipina. Dengan wajah guru yang dibentuk menjadi CGI, komunikasi interaktif antara para siswa dan guru yang saling berbeda negara itu mungkin dilakukan. Dan semuanya dapat dilakukan seakan sebuah proses belajar-mengajar yang biasa saja. Satu buah robot yang dikembangkan oleh Korea Institute of Science and Technology ini bernilai kurang lebih US$ 1,4 juta.
Berbagai pengamat mengkritik potensi pemecatan guru asing bahasa Inggris di seluruh wilayah Korea Selatan karena hadirnya Engkey ini. Namun Korea Selatan sendiri memang sedang berusaha memangkas biaya pendidikan yang harus dikeluarkan untuk melakukan impor guru-guru asing ini dan mempertahankan kualitas pendidikan di sana. Menghadirkan Engkey yang “diisi” guru yang berasal dari Filipina tentu akan menghasilkan pendidikan yang sama berkualitasnya namun dengan harga yang lebih murah. Benar-benar masa depan yang sulit dibayangkan.

Post a Comment Blogger

 
Top