Mengenal Sistem Pacaran Ala Korea | K-Netizens

7


          Di setiap negara di seluruh penjuru dunia, maupun itu dari negara Jepang, Korea, Amerika, dan bahkan negara kita sendiri, Indonesia. Pasti gaya berpacaran dari tiap negaranya berbeda-beda. Meskipun terkadang ada kemiripan, itu hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar pacaran di tiap negara itu saling berbeda. Karena hal ini terjadi berdasarkan kepercayaan setiap masyarakatnya akan suatu hal. Seperti contoh jika di Jepang, pihak wanita lah yang lebih condong mendekati sang pria, ini dikarenakan sudah menjadi kebiasaan mereka untuk melakukan itu. Lain halnya dengan di Indonesia. Kalau di negara kita tinggal sekarang, itu kebalikannya dari Jepang, pihak pria lah yang turut mengejar-ngejar sosok wanita yang disukainya. Dan pihak pria pula yang cenderung lebih banyak memberikan hadiah ketimbang wanita. Untuk Jepang, Korea kebalikan dari ini dalam hal hadiah.

          Jika di negara ini, wanita yang mengejar-ngejar pria justru di cap buruk, karena hal itu dianggap aneh, dan hal ini kembali lagi pada point sebelumnya, faktor kebiasaan yang sering dilakukan masyarakatnya. Nah, bagaimana dengan pacaran ala korea sana?
Pacaran ala korea itu sangat menunjukkan tentang status hubungan mereka, dan pacar mereka yang selalu menjadi prioritas utama.
Pokoknya mereka gemar melakukan segala sesuatu sama pasangannya, mulai dari hal kecil, hingga perayaan hari Cinta yang wajib untuk dirayakan bagi tiap pasangan di Korea sana.
Lalu, kalian penasaran untuk tahu lebih luas tentang pacaran atau kencan ala Korea? Saya akan membahasnya disini khusus untuk kalian. Tidak rugi bukan, rajin berkunjung dan membaca artikel di K-Netizens? Karena kami, sangat memprioritaskan kalian para K-readers.


          Kalau orang Korea itu single dan butuh seseorang untuk diajak kencan, biasanya mereka akan minta bantuan teman. Semacam jadi mak comblang, gitu. Terus kita berhubungan dan ketemuan deh. Mereka itu jarang-jarang mau ketemuan sama orang sembarangan, yang kenal karena sms nyasar atau dapet dari sosmed. Kecuali… ya itu, kalau dikenalin teman.


          Sudah disinggung sebelumnya, kalau pasangan Korea itu demen banget sama barang couple-an. Mereka ingin lebih stylish sekaligus menegaskan hubungan yang tengah dijalin. Tak hanya couple-an barang-barang pribadi, lingkungan juga mendukung. Misalnya restoran, kafe bahkan bioskop juga. Tempat-tempat itu biasanya punya ruang khusus untuk pasangan. Hanya aku dan kamu. Tanpa mereka. Atau dia dan si dianya. Tanpa mereka (juga).

          Jadi bener-bener deh, budaya couple-centric mereka emang lekat banget. Nah bagi kita yang tidak segitunya, mungkin kita akan berpikir ‘lebay banget’, ‘hueks!’ atau ‘iwh!’. Tapi begitulah Korea, kita benar-benar mesti membedakan antara orang lain sama seseorang spesial. Mereka menganggap hubungannya itu selain bermakna sekaligus fun.

          Pastinya akan jadi sesuatu yang bikin kagok atau canggung pas mesti bayar tagihan restoran atau apa, apalagi kalau kencannya itu yang pertama. Memang sih kebanyakan pihak cowok lah yang bertanggung-jawab soal tetek-bengek pembayaran. Tapi biasanya kalau cowok yang bayarin tiket bioskop, maka nanti giliran ceweknya yang nanggung makan. Akhirnya fifty-fifty, gitu. Atau 60:40 lah, gimana nyamannya.

          Orang Korea itu dikenal sebagai pecinta smartphones, berikut dengan aplikasi bertukar pesannya yang serba cepat serta emoticons-nya yang lucu-lucu. Nah pasangan di Korea ini kalau lagi jauhan enggak punya alibi untuk enggak komunikasi. Jadi mereka sama handphonenya nempel banget seperti perangko. Kalau saja kita punya cem-ceman orang sana, jangan syok kalau dia terus menghubungi kita, bahkan untuk menanyakan hal-hal kecil; lagi apa?, makan apa?, mikirin apa?, dst.

          Nah kenapa kita mesti bawa ponsel ke mana pun? Soalnya kita perlu membalas pesan secara ge-pe-el alias gak pake lama. Kalau tidak, dia bisa berprasangka yang tidak-tidak. Lagipula hal itu jadi tanda kalau kita itu care sama dia.


          Kalau kebanyakan pasangan di dunia merayakan 1 tahun pernikahan mereka, maka di Korea sedikit lain. Mereka juga merayakan 100 harinya, 200 harinya atau sampai 1000 harinya kebersamaan dengan pasangan. Belum lagi mereka menambahkannya dengan hari keempat belas tiap bulannya. Nah kalau datang hari-hari spesial lain macam Valentine’s Day, Rose Day, White Day atau apa gitu, mereka sebisa mungkin tidak absen buat ngeramein. Entah dengan dinner romantis atau tukeran kado yang cute.


          PDA adalah Public Displays of Affection, atau semacam tanda dan gerak-gerik kasih-sayang kita sama seseorang di depan publik. Emang sih orang Korea itu enggak sungkan-sungkan buat bersentuhan intim sama teman atau keluarga. Tapi kalau urusannya udah sama pasangan, di publik, itu beda lagi. Mirip kayak di kita. Mereka juga tahu normanya. Kecuali mungkin kalau anak-anak mudanya udah kebawa pengaruh barat. Pegangan tangan sama berpelukan siang bolong di keramaian, walau belum terikat pernikahan, bisa dipandang normal.



          Di Korea itu ada kemungkinan begini; Si cowok A memacari B, yang cantik-jelita. Tapi kalau Si B enggak bisa masak atau misalnya berasal dari kalangan yang kurang setara dengannya, bisa saja Si B tidak akan kepikiran menikahinya. Sebatas mengencani aja. Mereka juga terbuka kok sama hubungan dengan orang asing, tapi, kalau soal menikah, mereka akan cenderung galau kalau sama ‘orang internasional’. Mereka menganggap kalau pernikahan bukan Cuma menyatukan dua jiwa, melainkan juga keluarga. Karenanya, ‘mencuri’ hati keluarga Si Dia itu jadi misi vital bagi mereka.





          Bagi kalian yang sering menonton Drama Korea, pasti sudah tidak asing lagi dengan maksud ini. Mereka, pasangan orang korea terkadang membuat sebuah gembok cinta yang akan dikunci satu sama lain disebuah tempat yang menjadi pusat gembok cinta berada, Namsa Tower, Disana setiap pasangan memiliki gembok dan kunci mereka masing-masing, yang sama bentuk dan warnanya dengan pasangan mereka. Lalu, bersama dengan gembok-gembok lainnya. mereka saling mengunci hingga membentuk sebuah pohon gembok cinta yang indah saat malam tiba. Menurut mereka, melakukan hal ini berarti mengunci cinta mereka disana, yang berarti cinta mereka akan abadi. Selalu terikat dalam sebuah gembok yang tidak pernah terbuka. Secara bahasa gampangnya itu, memasang gembok cinta dapat bikin hubungan seorang pasangan jadi lebih langgeng. 

          Itu menurut kepercayaan dan kebiasaan mereka. Mungkin kalian akan sedikit heran, kok mereka gitu yah? Kembali lagi seperti point diatas, setiap negara punya cara dan gaya berpacaran mereka sendiri. Kita menganggap gaya berpacaran mereka aneh, tapi tidak menutup kemungkinan juga orang Korea sana memandang cara berpacaran orang Indonesia itu aneh. Jadi, saling berkesinambungan satu sama lain.
          Jangan lupa untuk melakukan Bookmark pada K-Netizens di browser kesayangan anda agar lebih mudah untuk mengakses K-Netizens. Be smart, be a good K-readers.

Post a Comment Blogger

 
Top